Inovasi sepele produk Cina

7 09 2010
Siapa yang tidak mengenal tulisan ini : “Made in China”. Badge ini tercantum hampir di semua produk yang kita kenal. Begitu banyaknya produk ber-“Made in China”, hingga terasa capek untuk menuliskannya satu demi satu. Satu contoh kecil, pernah melihat jarum peniti ? Lihat labelnya yang berwarna hijau, di sana ada huruf Cina dan ada tulisan Made in China. Contoh lagi, jarum mesin jahit, lampu senter logam, payung, elektronik, laptop, komputer, …. banyak sekali. Belum lagi kalau mau didaftar berdasarkan merknya.
Prinsip ATM atau amati-tiru-modifikasi yang dikembangkan para periset Cina benar-benar menunjukkan tajinya. Bagaimana tidak ? Silakan tengok produk TI di sekitar Anda, cari ada berapa produk yang benar-benar murni tidak ada komponen yang berasal dari Cina atau 100% non-Cina. Ada ? Mungkin ada. Tapi kita akan menemukan kenyataan bahwa ternyata produk Cina jauh lebih banyak dari yang kita bayangkan.
Laptop pada awalnya adalah produk hitech yang menjadi “monopoli” perusahaan Eropa dan Amerika. Alih-laih menciptakan produk serupa, Cina lebih memilih “belajar memproduksi” komponen penyusunnya. Dan dengan pintar, Cina tidak ngotot membuat produk yang inovasinya sulit ditembus seperti inovasi prosesor dan semacamnya. Cina memilih meng-inovasi produk-produk pendukung, mulai dari kapasitor, resistor, chip-chip sensor yang sederhana. Terus meningkat hingga mampu membuat mainboard. Dengan kata lain, Cina menciptakan produk alternatif, produk selain ori, atau istilah yang umum sekarang adalah KW. Dan tak perlu heran, kalau di dalam KW sendiri mengenal KW1, KW2, dst. Semakin besar angkanya, biasanya semakin rendah mutunya, dan semakin murah pula harganya.
Kita mungkin terkagum-kagum produk-produk Apple, mulai dari iPod, iPhone, maupun iPad. Tapi saya lebih terbelalak melihat produk-produk serupa muncul di Cina dengan harga yang jauh lebih murah. Apple iPad yang harganya bisa mencapai hampir 10 jutaan, mendadak harus bersaing dengan APad yang harganya tak sampai 2 juta. Menjadi pertanyaan, mengapa Cina tidak membuat produknya berharga tinggi ? Menurut saya, karena pangsa pasar “orang numpang nampang” juga begitu besar. Walaupun sadar bahwa kemampuan APad tidak mungkin menyamai iPad, orang akan memaklumi hal tersebut apalagi dengan harga yang sangat masuk akal.
Dengan pemilihan pangsa pasar yang “unik” tersebut, APad tidak akan pernah bersaing langsung dengan iPad, bahkan jika kedua produk tersebut dijual pada etalase yang sama. Orang yang melihat dan menilai pun akan amat maklum dengan kondisinya.
Prinsip ATM ini nyaris berlaku untuk semua produk yang laris di pasaran. Jika Anda sangat ingin memiliki iPhone namun tercekik dengan harganya yang begitu tinggi, lihatlah AirPhone. Produk ini bahkan lebih slim dibandingkan iPhone. Bagaimana dengan iPod ? Jangan khawatir, iPod Cina bahkan kadang berkemampuan lebih, mulai dari berkemampuan ditambah memori card, hingga berkamera, dst.
Inovasi sepele namun mengagumkan dapat lebih terlihat pada produk berbasis USB. Produk USB yang pada awalnya adalah konektor dan protokol untuk pertukaran data, bisa menjadi pemanas kopi, pendingin minuman kaleng, kipas angin, vacuum cleaner, parfum elektronik, dan lain-lain. Semua orang tahu bahwa di dalam kabel USB ada arus listrik 5 volt, namun sedikit yang berpikir bahwa 5 volt itu, selain dipakai untuk menenagai pertukaran data, juga bisa untuk memutar kipas angin mini, dll.
Inovasi sepele lainnya adalah bagaimana Cina membuat USB menjadi produk multi-konverter. Sebagai contoh, dengan USB-to-SATA/IDE, kita bisa mengkoneksikan harddisk SATA/IDE langsung ke port USB di laptop/komputer kita. Ada juga USB-to-VGA, USB-to-DVI, USB-soundcard, dll. Dan penemuan berbasis multi-konverter ini meluas ke hampir semua perangkat informasi. Contoh : USB-Bluetooth, USB-GPS, USB-Modem, USB-LAN/Network (wired/wireless), USB-mouse, USB-keyboard, USB-webcam, USB-…. masya Allah, kita kebagian apa ?? 😉
Masih berbasis produk TI. Jika kita mengagumi percepatan produk TI yang diproduksi oleh, misalnya ASUS, MSI, Gigabyte, Acer, dst. Maka sesungguhnya kita sedang melihat sebuah kolaborasi teknologi yang amat padu antara produsen produk/komponen inti di Eropa/Amerika dengan produsen komponen pendukung di Cina, dalam hal ini Taiwan. Saat sebuah pasangan model chipset atau prosesor diluncurkan di Amerika, saat itu produk-produk tersebut belum berguna sama sekali. Namun saat produk-produk tersebut dibawa ke Cina-Taiwan dan digabungkan bersama komponen pendukung dari Cina-Taiwan, kita akan melihat ASUS G73, Acer Timeline, MSI Megabook, dst … Saat produk-produk ini diluncurkan, kita baru bisa melihat “kesaktian” Core i7 dan chipset X58.
Demikian juga saat AMD-ATI dan NVidia berpacu membuat produk kartu grafis super cepat dan super kapasitas. Kita akan melihat kemampuannya setelah produk-produk ini bekerja padu dengan mainboard buatan Cina dan ditampilkan di layar-layar LED-LCD yang base-product LED-LCDnya dari Cina.
Kekaguman ini belum berhenti. Karena di dunia otomotif Cina juga memainkan perannya. Lagi-lagi Cina tidak ngotot membuat produk, namun aktif membuat komponen pendukung, bahkan dari yang paling sederhana, misalnya dashboard mobil, jok, dst. Sampai akhirnya GMC membuat sebagian pabriknya di Cina.
Kalau saya tidak salah memahami, konsep ATM Cina ini pada dasarnya membuat produk substitusi dan komplementer atas hampir semua produk yang ada di dunia. Dan tidak mungkin hal ini bisa terjadi tanpa dukungan pemerintah.
Adakah inovasi Cina yang tidak sepele ? Jelas ada, salah satu contohnya adalah peralatan tempur dan bedil Cina yang sudah terkenal murah. Inovasi luar angkasa ? Di Asia Selatan, siapa yang bisa membuat roket eksplorasi angkasa luar selain Cina ?
Inovasi lain ? Hehe … saya angkat jempol, angkat topi, dst  atas keberanian Cina menembak mati koruptornya. Saya yakin kalau sekedar menembak koruptor, petugas juru tembak pasti bisa. Tapi … apakah dilakukan ??
Kembali ke judul, Inovasi sepele ? Sepertinya kita harus benar-benar belajar dari hal yang amat sepele ini 😀 Saya jadi ingat, suatu cerita kuno, yang menceritakan bagaimana seseorang yang ditantang untuk “mendirikan” telur. Saat itu dia mengetuk ujung telur, membuatnya “dekok”, kemudian dengan mudah “mendirikannya”. Sontak banyak orang mengatakan, “kalau cuma begitu kami juga bisa”. Apa jawab si sepele tadi ? “Ya, saya yakin, kalian juga bisa. Tapi kalian tidak melakukannya”.

Aksi

Information

Tinggalkan komentar