Saya menemukan informasi lucu ini lewat milis Kendal Online. Saat membaca pertama kali, saya harus akui yang membikin bener2 kreatif. Dan moga2 saya mendapatkan perkenannya untuk memasangnya di blog saya ini.
Kita tentu telah tahu dan terbiasa dengan istilah Jabotabek, yang merupakan kepanjangan dari Jakarta – Bogor – Tangerang – Bekasi, dan sekarang menjadi Jabodetabek = Jakarta – Bogor – Depok – Tangerang – Bekasi. Muncul pula Gerbangkertosusila : Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan. Kemudian Barlingmascakeb : Banjarnegara – Purbalingga – Banyumas – Cilacap – Kebumen. Selanjutnya Pawonsari Bakulrejo : Pacitan – Wonogiri – Wonosari – Bantul – Kulon Progo – Purworejo. Dan lagi Joglosemar : Jogja – Solo – Semarang. Sampai di sini tidak ada yang aneh.
Tapi coba baca yang berikut ini :
Semar Loyo : Semarang – Solo – Yogya
Dibalang Sendal : Purwodadi- Batang – Pemalang – Semarang – Kendal
Kasur Bosok : Karanganyar – Sukoharjo – Boyolali – Solo – Klaten
Tanteku Montok : Panjatan – Tegalan – Kulwaru – Temon – Toyan – Kokap
Anak-anak muda Jogja tidak kalah kreatifnya untuk ikut-ikutan menyingkat nama tempat. Sebut saja Amplas untuk Ambarukmo Plaza , atau Jakal (Jalan Kaliurang), Jamal (Jalan Magelang). Kalau sampeyan sekolah di SMA 6, bisa nyombong kalau sampeyan sekolah di Depazter alias Depan Pasar Terban.
Bahkan, dari pusat kota Jogja, sangat mudah untuk mencapai Paris(Parangtritis) , atau Pakistan (Pasar Kidul Stasiun alias Sarkem), bahkan Banglades (Bangjo Lapangan Denggung Sleman).
jika sampeyan seorang yang enthengan, ringan tangan, suka membantu, ndak pernah menolak untuk dimintai tolong? Berarti sampeyan layak menyandang nama Willem Ortano, alias Dijawil Gelem Ora Tau Nolak. Atau kalau sampeyan pinter ngomong dan jual jamu sehingga mampu meyakinkan orang lain dengan omongan sampeyan yang ndak karuan, jangan heran kalau dapat paraban Toni Boster, Waton Muni nDobose Banter.
Weksss …. menjadi bisa membuat singkatan juga memerlukan olah pikir yang lumayan matang. 🙂
Komentar Terbaru